Kamis, 27 Mei 2010

Sofyan Tan Janji Bangun Islamic Centre

"Saya punya mimpi, apabila terpilih jadi walikota dan wakil walikota Medan saya ingin mendirikan Islamic Centre. Kalau diridhoi Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya akan wujudkan," kata Sofyan.
Dia menambahkan, dalam pengangkatan pegawai pegawai maupun kepala dinas juga harus berdasarkan fit and proper test dan mampu serta bebas korupsi. "Kami berdua siap digantung untuk tidak melakukan korupsi yang menjadi penyakit bangsa," katanya.
Putra asli Sunggal menyampaikan pesan Megawati di antaranya jika terpilih mengutamakan kemiskinan dan menjaga keutuhan NKRI yang sudah final.
Dia mengakui putaran pertama dijalani dengan baik, sebagai kota tempat lahir, sebagai putra Deli, sebagai anak bangsa, Sofyan Tan menegaskan bahwa dirinya bukan orang asing.
"Saya bukan orang asing, papa saya lahir di Pangkalan Brandan, mamak saya lahir di Belawan, nenek saya orang Jawa Timur. Betapa sakitnya kalau ada bilang saya dikatakan orang asing. UU No 12 tahun 2006, menyatakan setiap warga negara yang lahir di Indonesia adalah orang Indonesia asli. Sesungguhnya saya bukan hanya pantas menjadi calon walikota tapi saya pantas mencalonkan diri menjadi presiden. Kalau kita berpijak UUD 1945," ungkapnya.
Mengenai SARA, pasangan ini memaafkan. Dia mengaku komitmen terhadap keberagamaan bahwa jika terpilih sampai hal sekecil apapun seperti bunga papan yang keluar tetap menggunakan dua nama. Kalau memungkinkan peresmian proyek atau apapun harus ditanda tangani bersama karena dipilih bukan sofyan Tan tapi juga wakilnya Nelly Armayanti.
Pada kesempatan itu, dia berjanji akan membangkitkan perekonomian agar orang dapat bekerja dan keluar dari lorong kemiskinan. Bisa menikmati jalan yang baik, pasar tradisional yang baik, dan infrastruktur yang baik juga.
Sesuai Hati Nurani
Sebelumnya, Ketua PD Muhammadiyah Kota Medan, Bahril Datuk menjelaskan PD Muhammadiyah Medan kini telah membina 28 piminan cabang dan 128 pimpinran ranting. "Ini PD Muhammadiyah terbesar di Indonesia yang memikili cabang 20 cabang. Namun lebih kecil Garut yang memiliki 32 PC Muhammadiyah.
Dia menjelaskan, muhammadiyah tidak dalam posisi dukung mendukung karena tidak memiliki calon. Namun, kalau masing-masing pribadi punya pilihan namun harus sesuai dengan hati masing-masing.
Soal pilihan, Bahril Datuk menyerahkan kepada warga Muhammadiyah, tapi harus memilih berdasarkan hati nurani. "Siapapun sepanjang dia telah memiliki ketentuan berlaku. Dia berhak dipilih dan tidak seorangpun boleh menghalangi, tidak karena tekanan moral psikis, ataupun fisik. Elit politik pun tidak mengetahui mana calon yang amanah, jadi masyarakat yang memberi penilaian. Pemimpin itu harus tumbuh dari akar masyarakat bukan karbitan," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar